cover
Contact Name
Anisa Anisa
Contact Email
anisa@ftumj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.nalars@ftumj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
NALARs
ISSN : 14123266     EISSN : 25496832     DOI : -
Core Subject : Engineering,
NALARs is an architecture journal which presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022" : 8 Documents clear
KONSEP PERANCANGAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH Soesilo Boedi Leksono; Defri Tahta Gunawan; I Made Oka Handara; Rian Kunto Prabowo; Rifat Nabil Sahad; Samsul A Rahman Sidik Hasibuan
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.125-138

Abstract

ABSTRAK. Desain masjid agung Jawa Tengah untuk Indonesia merupakan hasil dari lomba tingkat Nasional dan telah terpilih menjadi juara 3. Ide pembangunan masjid agung Jawa Tengah ini berawal dari visi Jawa Tengah dalam “menuju Jawa Tengah sejahtera dan berdikari” dengan salah satu misinya yaitu “membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyup untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam tulisan ini studi literature, observasi lapangan, dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan data-data awal dengan pendekatan kualitatif. Selanjutnya, hasil desain masjid agung Jawa Tengah diperoleh dan telah dipaparkan dalam tulisan ini. Masjid agung Jawa Tengah diharapkan mampu menunjang kebutuhan masyarakat dan merepresentasikan kondisi masyarakat Jawa Tengah yang  berkarakter toleran dan multikultural.Kata kunci: Desain arsitektur, Indonesia, Jawa Tengah, Masjid agungABSTRACT. The great mosque of Central Java designed for Indonesia resulted from a national-level competition and has been selected as the 3rd place winner. Development ideas of the great mosque of Central Java originated from the vision of Central Java "towards a prosperous and independent Central Java" with one of its missions, namely "build a religious, tolerant and harmonious society in Central Java to protect the Unitary State of the Republic of Indonesia." This paper used literature studies, field observations, and interviews to obtain initial data with a qualitative approach. Furthermore, the results of the Great Mosque of Central Java design are accepted and have been described in this paper. The great mosque of Central Java is expected to be able to support community needs. It represents the condition of the people of Central Java with a tolerant character and multicultural.Keywords: Architectural Design, Central Java, Great Mosque, Indonesia
PERUBAHAN FUNGSI DAN BENTUK HUNIAN DI MASA PANDEMI Anisa Anisa; Finta Lissimia; Ratna Dewi Nur'aini; Ashadi Ashadi; Munirah Radin Mohd Mokhtar
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.85-96

Abstract

ABSTRAK. Pandemi COVID-19 mulai muncul pada akhir tahun 2019. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan tatanan dalam berbagai kehidupan. Salah satu penyebab dari perubahan tatanan ini adalah karena semua kegiatan yang pada awalnya dilakukan di luar rumah, berubah total dengan sistem Work From Home (WFH) dan Belajar Dari Rumah (BDR) menjadi kegiatan yang dilakukan di dalam rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan perubahan fungsi dan bentuk ruang hunian di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sesuai dengan tujuannya untuk melihat perubahan bentuk dan fungsi hunian sederhana. Perubahan bentuk dilakukan dengan mengamati bentuk dan fungsi sebelum dan sesudah pandemi,  mengamati keadaan saat pandemic dan melakukan wawancara untuk mengetahui bentuk dan fungsi sebelum pandemic. Pengumpulan data dilakukan dengan cara purposive sampling pada 13 rumah dengan luasan kecil, sedang, dan besar. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perubahan yang terjadi pada rumah di sebabkan oleh pandemi yang terjadi.Perubahan tersebut ditemukan pada bertambahnya aktivitas yang terjadi pada ruang.Sedangkan bentuk ruang dan rumah tidak mengalami perubahan.Penambahan aktivitas ini disebabkan karena adanya WFH (bekerja dari rumah) dan BDR (belajar dari rumah), yang merupakan dua aktivitas tambahan yang muncul selama pandemic. Temuan lain dari penelitian ini adalah dua ruang yang digunakan oleh pengguna untuk melakukan kegiatan selama pandemic yaitu ruang tamu dan kamar. Ruang tamu digunakan sebagai tempat belajar daring bagi pengguna usia SD, namun untuk pengguna usia SMA dan kuliah kegiatan BDR/kuliah daring dilakukan di dalam kamar. Sedangkan orangtua melakukan kegiatan WFH lebih banyak di kamar karena membutuhkan ketenangan dan privasi. Kata kunci: Perubahan, fungsi dan bentuk, hunian ABSTRACT. The COVID-19 pandemic began to emerge at the end of 2019. This condition affects changes in the order of different lives. One of the causes of this change is that all activities that were originally carried out outside the home have completely changed with the Work From Home (WFH) and Learning From Home (BDR) systems into activities carried out at home. This study aims to identify and describe changes in the function and form of residential spaces during the pandemic. This study uses a qualitative descriptive method following its purpose to see changes in the form and function of simple dwellings. Changes in the form are carried out by observing the form and function before and after the pandemic, observing the situation during the pandemic, and conducting interviews to find out the form and function before the pandemic. Data were collected by purposive sampling on 13 houses with small, medium, and large areas.The result of this study is that changes occurred in the house caused by the pandemic. These changes were found in the increased activity in the room. Meanwhile, the shape of the room and place did not change. This additional activity was due to the existence of WFH (working from home). And BDR (study from home) are two different activities that have emerged during the pandemic. Another finding from this study is that users use two spaces to carry out activities during the pandemic: the living room and the bedroom. The living room is used as an online learning place for elementary school-age users, but for high school and college-age users, BDR / online lecture activities are carried out in the room. Meanwhile, parents do WFH activities more in the room because they need peace and privacy.Keywords: Change, function and form, residence
KAJIAN PEMBANGUNAN LANDMARK & RTH DENGAN PENDEKATAN DESAIN KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN STRATEGIS BANTEN Andiyan Andiyan; Tita Cardiah; Tri Wahyu Handayani
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.97-104

Abstract

ABSTRAK. Peraturan Provinsi Banten No. 2 tahun 2011 Dijelaskan bahwa Daerah Strategis Provinsi adalah wilayah yang perencanaan tata ruang tersebut diprioritaskan karena memiliki pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi ekonomi, sosial, budaya, dan / atau lingkungan.Metode penelitian dilakukan adalah penelitain gabungan seperti data primer (Survey,pengukuran,pengambilan foto dengan drone) sedangkan data sekunder (regulasi dinas setempat,kearifan lokal banten).Hasil dari penelitian dalam rangka mendukung pengembangan kawasan strategis provinsi maka diupayakan pembangunan infrastruktur yang merupakan motor penggerak suatu kawasan sebagai bagian terintegrasi antara pembangunan nasional dan roda pertumbuhan ekonomi.Maka perlu sebuah identitas Kawasan sebagai pembatas dalam sebuah Kawasan, dengan adanya RTH dan Landmark Kawasan sebagai pembatasa di 3 perbatasan Banten-Jawa barat, Banten-Lampung dan Banten Jakarta.Dengan dasar konsep Landmark dengan menerepakan kearifan local pada Sculpture dengan motif/bentuk dan bahan kearifan lokal pada Landmark.Kesimpulan dari penelitian ini dimana dapatmemberikan sebuah konsep desain pada RTH dan Landmark sebagai identitas dan perbatasan dengan wilayah provinsi lain dengan khas/kearifanlokal yang ada dibanten yang diterapkan dalam desain RTH dan Landmark.Kata kunci: Kawasan, Infrastruktur, Prioritas, StrategisABSTRACT. Banten Province Regulation No. 2 of 2011 It is explained that the Provincial Strategic Region is an area where spatial planning is prioritized because it significantly influences the province's economic, social, cultural, and/ or environmental scope. The research method is carried out by combining primary data (Surveys, measurements, taking photos with drones) and secondary data (regulations of local offices, local wisdom of Banten). The research results support the development of the province's strategic areas. Efforts are made to develop infrastructure, which is the driving force of an area as an integrated part of national development and the wheels of economic growth. Need a regional identity as a barrier in a room, with the existence of green open space and regional landmarks as boundaries on the three borders of Banten-West Java, Banten-Lampung, and Banten Jakarta. Based on the concept of Landmarks by applying local wisdom to Sculpture with motifs/shapes and materials local wisdom on Landmarks. The conclusion from this research is that it can provide a design concept for green open space and landmarks as identities and borders with other provincial areas with local characteristics/wisdom that exist in Banten, which are applied in the design of green open space and landmarks. Keywords: Area, Infrastructure, Priority, Strategic
TRADISI LISAN DALAM ARSITEKTUR Ari Widyati Purwantiasning
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.105-112

Abstract

ABSTRAK.  Tulisan ini merupakan sebuah kajian tentang apa itu tradisi lisan dan bagaimana tradisi lisan diterapkan dalam ilmu atau bidang arsitektur. Beberapa teori tentang tradisi lisan tersebut disajikan oleh beberapa ahlinya sebagai sebuah dasar dan referensi dalam mengungkapkan beberapa contoh tradisi lisan dalam arsitektur yang akan ditinjau. Tinjauan yang dilakukan terhadap dua studi preseden yang diangkat dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif naratif, dimana Saya mencoba memaparkan beberapa studi preseden tersebut dengan mengulasnya melalui pendekatan tradisi lisan dalam arsitektur. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan wacana lebih luas bagi para calon arsitek yaitu mahasiswa arsitektur atau para civitas akademika lainnya sehingga dapat lebih memahami bahwa tradisi lisan tidak hanya berkaitan dengan bidang ilmu sejarah atau budaya saja, namun juga dapat bersinggungan dengan bidang arsitektur terutama yang berkaitan dengan tradisi dalam arsitektur. Tradisi lisan dalam arsitektur ini berkaitan dengan pembuatan rumah-rumah tradisional pada adat-adat tertentu yang akan disampaikan pada tulisan ini.Kata Kunci: tradisi, arsitektur, tradisi lisan, budaya, tradisionalABSTRACT. This paper is a study of what oral tradition is and how it is applied in the science or field of architecture. Several experts present theories about the oral tradition as a basis and reference in revealing some examples of oral tradition in architecture that will be reviewed. The review of the two precedent studies raised in this paper uses a descriptive-narrative qualitative method. I have tried to describe some of these precedent studies by reviewing them through an oral tradition approach in architecture. This paper is expected to provide a broader discourse for prospective architects, namely architecture students or other academics. Thus, they can better understand that oral traditions are not only related to the field of history or culture. But can also intersect with the field of architecture, especially those about tradition in architecture. The oral tradition in this architecture is related to the creation of traditional houses based on certain customs that will be conveyed in this writing.Keywords: tradition, architecture, oral tradition, culture, traditional
Kajian Pedestrian Friendly Pada Taman Kambang Iwak Palembang Stefani Widya Agustianti; Anna Pudianti
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.113-124

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Taman Kambang Iwak berdasarkan kriteria pedestrian friendly. Kriteria pedestrian friendly penting untuk dikaji untuk menjadi evaluasi kualitas ruang terbuka yang mendukung pejalan kaki pada Taman Kambang Iwak. Taman Kambang Iwak adalah wadah ruang publik masyarakat kota Palembang. Aktivitas yang mendominasi di Taman Kambang Iwak Palembang adalah olahraga dan perdagangan. Elemen pedestrian pada Taman Kambang Iwak Palembang menjadi elemen penting dikarenakan perannya mewadahi banyak aktivitas dari pengguna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan studi literatur. Observasi dilakukan dengan dokumentasi dan pengamatan aktivitas di Taman Kambang Iwak. Hasil penelitian ini menunjukkan Taman Kambang Iwak sudah memenuhi kriteria site planning and connectivity, material, sirkulasi, massa bangunan, proporsi dan transparansi serta detail dari konsep pedestrian friendly. Kriteria ritme dari konsep pedestrian friendly belum terpenuhi pada Taman Kambang Iwak.Kata kunci: Ramah pejalan kaki, Ruang Publik, Taman, Pejalan KakiABSTRACT. This study aims to examine Kambang Iwak Park based on pedestrian-friendly criteria. Pedestrian-friendly criteria are essential to be assessed to be evaluated the quality of open space that supports pedestrians in Kambang Iwak Park. Kambang Iwak Park is a place for public space in the city of Palembang. The activities that dominate Palembang's Kambang Iwak Park are sports and trade. The pedestrian element in Palembang's Kambang Iwak Park is essential because it accommodates many users' activities. The research method used is the descriptive qualitative research method. Data was collected by direct observation and literature study. Observations were carried out by documenting and observing activities at Kambang Iwak Park. The results of this study indicate that Kambang Iwak Park has met the criteria of site planning and connectivity, materials, circulation, building mass, proportion, transparency, and the detail of the pedestrian-friendly concept. The rhythm criteria of the pedestrian-friendly concept have not been met in Kambang Iwak Park. Keywords: Pedestrian-Friendly, Public Spaces, Parks, Pedestrians
IDENTIFIKASI PENCAHAYAAN ALAMI BANGUNAN PASAR GEDE SURAKARTA Suharyani Suharyani; Bingar Wahyu Utomo
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.151-160

Abstract

Pasar Gede Solo merupakan salah satu pasar tradisional yang tersohor di Surakarta. Terletak di Jalan Jendral Urip Sumoharjo membuat Pasar Gede Solo mudah dijangkau oleh banyak kalangan guna berbelanja dan membeli berbagai macam kebutuhan. Pasar ini dibangun sekitar tahun 1930 lalu dengan nama Pasar Gede Hardjanagara. Bangunan pasar ini berbeda dengan pasar-pasar yang ada di Kota Surakarta, pencahayaan alami Pasar Gede dinilai lebih baik dibandingkan dengan pasar-pasar pada umumnya. Pemanfaatan pencahayaan alami yang baik serta dapat mengurangi penggunaan energi untuk pencahayaan buatan dan menandakan bijak dalam penggunaan energi. Penelitian ini menggunakan beberapa metode didalamnya yaitu, studi literatur guna mendapatkan referensi maupun penguat fakta yang ada, lalu menggunakan metode observasi secara langsung guna memudahkan penilaian kawasan yang sudah ada dan beroperasi sehingga data yang diperoleh bersifat real, selanjutnya menggunakan metode pengukuran guna mendapat data secara langsung dan sesuai dengan keadaan. Menggunakan metode membandingkan dengan standar yang ada serta pada bangunan lain yang memiliki fungsi sama digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan pemanfaatan pencahayaan alami yang telah diterapkan. Didukung menggunakan software guna mengolah dapat pengukuran yang didapat dilapangan. Kuisioner digunakan untuk mengetahui tanggapan pengguna pasar. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menujukkan Pasar Gede memiliki pencahayaan alami yang sudah sesuai dengan standar dengan rata-rata 131,80 lux. Pola persebaran cahaya di Pasar Gede kurang merata dengan clerestory window sebagai salah satu bukaan utama di pasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atau dapat menjadi acuan oleh pasar-pasar lain
ARSITEKTUR SEBAGAI MANIFESTASI IDENTITAS INDONESIA johannes adiyanto
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.139-150

Abstract

Arsitektur secara umum dipahami sebagai ilmu bangunan. Namun bagaimana latar belakang munculnya pemikiran arsitektur terutama dalam perspektif politik dan kebangsaan tidak banyak di bahas.Paper ini melihat bagaimana suatu bangsa – dalam hal ini Indonesia – menempatkan arsitektur sebagai sebuah identitas kebangsaannya. Kasus waktu yang dipakai dalam paper ini adalah masa pemerintahan Sukarno, Suharto dan Joko Widodo. Pembacaan kasus arsitektur menggunakan cara baca semiotika, yang menempatkan karya arsitektur sebagai simbol yang dipersepsi oleh penerima simbol tersebut. Metode penulisan menggunakan metode sejarah yang sinkronik dan diakronik.Hasil pembahasan menunjukkan bahwa dari ketiga Presiden Indonesia tersebut menempatkan ‘arsitektur’ sebagai simbol identitas. Arsitektur diposisikan sebagai sarana komunikasi terhadap kebijakan-kebijakan politik identitasnya. Perbedaan dari ketiganya adalah lebih pada pendekatan arsitektur yang digunakan. Masa Presiden Sukarno menggunakan arsitektur modern sebagai sarana mempersatukan keberagaman arsitektural dan menunjukkan jati diri kesetaraan dengan bangsa lain. Hal yang penting sebagai salah satu negara yang baru merdeka saat itu. Masa Suharto justru sebaliknya menempatkan keberagaman arsitektural sebagai identitasnya atau menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme, walau dengan pendekatan sentralistik dalam kebijakan politiknya dengan perundang-undangan yang mengikat. Pemerintahan Joko Widodo menggunakan keberagaman arsitektur namun dalam kemasan yang lebih mengkini dengan istilah arsitektur nusantara mengkini. Disini terlihat bahwa arsitektur dimaknai sesuai dengan pemimpin yang berkuasa saat itu. Arsitektur menjadi mempunyai kaitan erat dengan pemilihan pendekatan politik saat pemerintah itu berkuasa.
Mengembangkan Heritage Tourism Di Kota Denpasar Dengan Memanfaatkan Dokar Hias Alit Dwi Putra I Made
NALARs Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.2.161-168

Abstract

Heritage Tourism merupakan wisata yang menjadikan tempat atau Kawasan yang memiliki sejarah dan peran penting dalam suatu daerah sebagai tempat tujuan wisata. Kota Denpasar yang merupakan salah satu jaringan Kota Pusaka dalam upaya mendukung pengembangan Kota Pusaka tersebut pemerintahan Kota Denpasar dalam master plan pengembangan smart city telah menyepakati pula adanya smart heritage, di mana seluruh aspek penting Kota Pusaka turut dijaga kelestariannya dan dikelola menjadi destinasi wisata baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi wisata heritage yang dimiliki Kota Denpasar dalam uapaya pengembangan heritage tourism di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data diperoleh melalui observasi lapangan dan data yang di dapat dari situs resmi Kota Denpasar.Hasil penelitian menunjukan Kota Denpasar memiliki tempat dan kawasan heritage didalamnya, bangunan, tempat dan Kawasan tersebut memiliki potensi untuk membangun Heritage Tourism di Kota Denpasar. Bangunan, tempat dan Kawasan tersebut diantaranya; Hotel Inna Bali, Museum Bali, Puri Agung Denpasar, Pura Maospahit dan lainnya. Terdapat 3 hal yang wisatawan lihat ketika akan melakukan wisata heritage di Kota Denpasar yaitu, sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan, sesuatu yang dapat dilakukan dan sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan. Selain itu dokar hias dalam program “Denpasar Heritage City Tour: Menjelajah Kota Denpasar dengan Dokar Hias” dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama dalam pengembangan heritage tourism di Kota Denpasar.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 22, No 2 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 2 Juli 2023 Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023 Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022 Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022 Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021 Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021 Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 Vol 19, No 1 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 1 Januari 2020 Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019 Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 Vol 17, No 2 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 2 Juli 2018 Vol 17, No 1 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 1 Januari 2018 Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017 Vol 16, No 1 (2017): NALARs Vol 16 No 1 Januari 2017 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 More Issue